Senin, 02 Desember 2013

interaksi obat penghambat alfa glukosidase



TUGAS KELOMPOK
FARMAKOLOGI II


INTERAKSI OBAT
PENGHAMBAT ALFA GLUKOSIDASE
M. ICHVAN R.SILLIM                                   PO 71.3.251.11.1.075
MARIO RAYMOND                           PO 71.3.251.11.1.076
MENTARI                                           PO 71.3.251.11.1.077
MITA SAFITRI                                    PO.71.3.251.11.1.078
MULIANI                                            PO 71.3.251.11.1.079
MUTIA RAHAYU                               PO.71.3.251.11.1.080
MUTIARA SAREAT H                                   PO.71.3.251.11.1.081
REGULER B 2011


JURUSAN FARMASI
POLITEKHNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN MAKASSAR
2013-2014

PEMBAHASAN

a.      Enzim Alpha-Glukosidase

Enzim alpha-glukosidase adalah enzim yang berperan dalam konversi karbohidrat menjadi glukosa. Karbohidrat akan dicerna oleh enzim didalam mulut dan usus menjadi gula yang lebih sederhana kemudian diserap ke dalam tubuh dan meningkatkan kadar gula darah. Proses pencernaan karbohidrat tersebut menyebabkan pankreas melepaskan enzim alpha-glukosidase ke ddalam usus yang akan mencerna karbohidrat menjadi menjadi oligosakarida yang kemudian akan diubah lagi menjadi glukosa oleh enzim alpha-glukosidase yang dikeluarkan oleh sel-sel usus halus yang kemudian diserap ke dalam tubuh. Dengan dihambatnya kerja enzim alpha-glukosidase, kadar glukosa dalam darah dapat dikembalikan dalam batas normal (Bosenberg, 2008).
Senyawa penghambat alpha-glukosidase bekerja menghambat enzim alpha-glukosidase yang terdapat pada dinding usus halus. Enzim-enzim alpha-glukosidase (maltase, isomaltase, glukomaltase dan sukrase) berfungsi untuk menghidrolisis oligosakarida pada dinding usus halus. Penghambatan kerja enzim ini secara efektif  mengurangi pencernaan karbohidrat kompleks dan absorbsinya, sehingga dapat mengurangi peningkatan kadar glukosa post-pradial pada penderita diabetes. Efek samping ppenghambatan alpha-glukosidase yaitu kembung, buang angin dan diare. Supaya lebih efektif harus dikonsumsi bersama makanan. Obat yang termasuk penghambat enzim alpha-glukosidase adalah akarbose, Miglitol dan Voglibose  (Bosenberg, 2008).
b.      Inhibitor Alpha-Glukosidase
Obat ini termasuk kelompok obat baru, yang berdasarkan pada persaingan inhibisi enzim alpha-glukosidase di mukosa, duodenum sehingga penguraian polisakarida menjadi monosakarida menjadi terhambat. Dengan demmikian, glukosa dilepaskan lebih lambat dan absorpsinya kedalam darah juga kurang cepat, lebih rendah dan merata, sehingga memuncaknya kadar gula dalam darah dihindarkan. Kerja ini mirip dengan efek makanan yang kaya akan serat gizi. Tidak ada kemungkinan hipoglikemia dan terutama berguna pada penderita kegemukan, kombinasi dengan obat-obat lain memperkuat efeknya (Tjay, 2002).

Mekanisme Kerja
Obat golongan inhibitor alfa glukosidase (Acarbose) mempunyai mekanisme kerja menghambat kerja enzim alfa glukosidase yang terdapat pada “brush border” dipermukaan membran usus halus. Enzim alfa glukosidase berfungsi sebagai enzim pemecah karbohidrat menjadi glukosa diusus halus. Dengan pemberian acarbose maka pemecahan karbohidrat menjadi glukosa di usus akan menjadi berkurang, dengan sendirinya kadar glukosa darah akan berkurang (Adam, JMF. 1997).

Farmakokinetik
Mekanisme aksi dari a-Glukosidase inhibitor hanya terbatas dalam saluran cerna beberapa metabolit acarbose diabsorpsi secara sistemik dan diekskresikan melalui renal. Sedangkan sebagian besar miglitol tidak mengalami metabolisme.

c.       Penggolongan Inhibitor Alpha-Glukosidase
1.         Acarbose
Acarbose adalah suatu oligosakarida yang diperoleh dari proses fermentasi mikroorganisme, Actinoplnes utahensis, dengan nama kimia O¬-4,6-dideoxdy-4[[(1S,4R,5S,6S)-4,5,6-trihydroxy-3-(hydroxymethyl)-2-cyclohexene-1-yl]amino]-α-D-gluco pyranosyl-1(1–>4)-O-α-D glucopyranosyl-(1–>4)-D-glucose. Acarbose merupakan serbuk berwarna putih dengan berat molekul 645,6 bersifat larut dalam air dan memiliki pKa 5,1. Rumus empiriknya adalah C25H43NO18.
Kelas terapi             :      Hormon, Obat Endokrin Lain dan Kontraseptik
Nama Dagang         :      Glucobay, Precose, Eclid
Bentuk Sediaan      :      Tablet 25 mg, 50 mg, dan 100 mg
Indikasi                   :      Sebagai tambahan pada terapi OHO sulfonilurea atau biguanida pada Diabetes mellitus yang tak dapat dikendalikan dengan diet dan obat-obat tersebut. Acarbose terutama sangat bermanfaat bagi pasien DM yang cenderung meningkat
Dosis                        :      Obat ini umumnya diberikan dengan dosis awal 50 mg dan dinaikkan secara bertahap sampai 150-600 mg/hari. Dianjurkan untuk mengkonsumsinya bersama segelas penuh air pada suap pertama sarapan/makan.
Bentuk Sediaan      :      Tablet 25 mg, 50 mg, dan 100 mg
Kontraindikasi       :      Hipersensitif terhadap acarbose, Obstruksi usus, parsial ataupun keseluruhan, Radang atau luka/borok pada kolon, Penyakit usus kronis lainnya atau penyakit-penyakit lain yang akan bertambah parah jika terjadi pembentukan gas berlebihan di saluran pencernaan
Penyimpanan          :      Jangan simpan di atas 25°C. Jauhkan dari lembab, wadah sebaiknya selalu tertutup rapat.
a.         Mekanisme Kerja
Obat ini menghambat enzim alfa glukosidase yang terletak pada dinding usus halus dan  menghambat enzim alfa-amilase pankreas, sehingga secara keseluruhan menghambat pencernaan dan absorpsi karbohidrat.Acarbose tidak merangsang sekresi insulin oleh sel-sel ß-Langerhans kelenjar pankreas.
b.      Farmakokinetik
Resorpsinya dari usus buruk, hanya ca 2% dan naik sampai lebih kurang 35% setelah dirombak secara enzimatis oleh kuman usus. Ekskresinya berlangsung cepat lewat kemih.
c.       Farmakodinamik
Senyawa-senyawa inhibitor alpha-glukosidase bekerja menghambat enzim alfa glukosidase yang terletak pada dinding usus halus. Enzim-enzim alpha glukosidase (maltase, isomaltase, glukomaltase dan sukrase) berfungsi untuk menghidrolisis oligosakarida,pada dinding usus halus. Inhibisi kerja enzim ini secara efektif dapat mengurangi pencernaan karbohidrat kompleks dan absorbsinya, sehingga dapat mengurangi peningkatan kadar glukosa post prandial pada pasien diabetes. Senyawa inhibitor alpha-glukosidase juga menghambat enzim a-amilase pankreas yang bekerja menghidrolisis polisakarida  di dalam lumen usus halus. Acarbose tidak merangsang sekresi insulin oleh sel-sel ß-Langerhans kelenjar pankreas. Oleh sebab itu tidak menyebabkan hipoglikemia, kecuali diberikan bersama-sama dengan OHO yang lain atau dengan insulin. Obat ini efektif bagi pasien dengan diet tinggi karbohidrat dan kadar glukosa plasma puasa kurang dari 180 mg/dl. Pasien yang mendapat terapi acarbose saja umumnya tidak akan meningkat berat badannya, bahkan akan sedikit menurun.Acarbose dapat diberikan dalam terapi kombinasi dengan  sulfonilurea, metformin, atau insulin.
d.      Efek samping
Acarbose tidak diserap ke dalam darah, oleh sebab itu efek samping sistemiknya minimal. Efek samping yg sering terjadi, terutama gangguan lambung, lebih banyak gas, lebih sering flatus dan kadang-kadang diare, yg akan berkurang setelah pengobatan berlangsung lebih lama. Efek samping ini dapat berkurang dgn mengurangi konsumsi karbohidrat. Kadang-kadang dapat terjadi gatal-gatal dan bintik-bintik merah pada kulit, sesak nafas, tenggorokan serasa tersumbat, pembengkakan pada bibir, lidah atau wajah. Bila diminum bersama-sama obat golongan sulfonilurea atau dengan insulin, dapat terjadi hipoglikemia yang hanya dapat diatasi dengan glukosa murni, jadi tidak dapat diatasi dengan pemberian sukrosa (gula pasir).
Interaksi dengan obat lain :
Ø  Alkohol: dapat menambah efek hipoglikemik.
Ø  Antagonis Hormon: aminoglutetimid dapat mempercepat metabolisme OHO; oktreotid dapat menurunkan kebutuhan insulin dan OHO.
Ø  Antidepresan (inhibitor MAO): meningkatkan efek hipoglikemik.
Ø  Hormon steroid: estrogen dan progesterone (kontrasepsi oral) antagonis efek hipoglikemia.
Ø  Klofibrat: dapat memperbaiki toleransi glukosa dan mempunyai efek aditif terhadap OHO.
Ø  Penyekat adrenoreseptor beta : meningkatkan efek hipoglikemik dan menutupi gejala peringatan, misalnya tremor.
Ø  Penghambat ACE: dapat menambah efek hipoglikemik .
Ø  Resin penukar ion: kolestiramin meningkatkan efek hipoglikemik acarbose.
Ø  Suplemen enzim pencernaan seperti pancreatin (amilase, protease, lipase) dapat mengurangi efek acarbose apabila dikonsumsi secara bersamaan.
Ø  Antagonis kalsium: misalnya nifedipin kadang-kadang mengganggu toleransi glukosa
Ø  Antihipertensi diazoksid: melawan efek hipoglikemik
Ø  Obat-obat yang dapat mempengaruhi kadar glukosa darah, seperti obat-obat diuretika (misalnya hidroklortiazida, klorotiazida, klortalidon, indapamid, dan lain-lain), senyawa steroid (misalnya prednisone, metilprednisolon, estrogen), senyawa-senyawa fenotiazin (misalnya  klorpromazin, proklorperazin, prometazin), hormone-hormon tiroid, fenitoin, calcium channel blocker (misalnya verapamil, diltiazem, nifedipin)
Ø  Sulfonilurea vs akarbose è meningkatkan efek hipoglikemi
MK: sulfonilurea merangsang sel beta untuk melepaskan insulin yang selanjutnya akan merubah glukosa menjadi glikogen.
Ø  Dengan adanya akarbose akan memperlambat absorbsi & penguraian disakarida menjadi monosakarida à insulin >> daripada glukosa à hipoglikema meningkat.

Informasi Untuk Pasien : 
Ø  Jangan konsumsi obat lain tanpa seizin dokter atau apoteker. 
Ø  Obat ini hanya berperan sebagai pengendali diabetes, bukan penyembuh.
Ø  Obat ini hanya faktor pendukung dalam pengelolaan diabetes, faktor utamanya adalah pengendalian diet (pola makan) dan olah raga
Ø  Konsumsi obat sesuai dosis dan aturan pakai yang diberikan dokter
Ø  Jika Anda merasakan gejala-gejala hipoglikemia (pusing, lemas, gemetar, pandangan berkunang-kunang), pitam (pandangan menjadi gelap), keluar keringat dingin, detak jantung meningkat, segera hubungi dokter.
Ø  Obat ini tidak boleh dikonsumsi semasa hamil atau menyusui, kecuali sudah diizinkan oleh dokter

2.         Miglitol
Miglitol memiliki mekanismekerja, Indikasi, kontraindikasi, peringatan dan efek samping seperti akarbose.
Dosis                         :      Obat ini umumnya diberikan dengan dosis awal 50 mg dan dinaikkan secara bertahap sampai 100 mg dalam waktu 4-12 minggu. Dianjurkan untuk mengkonsumsinya bersama segelas penuh air pada suap pertama sarapan/makan.
Farmakokinetik      :      Resorpsinya dalam saluran cerna lebih baik dari pada akarbose  (60-70%). Sehingga efeksampingnya mengenai ganngguan lambung dan usus jauh lebih sedikit.








DAFTAR PUSTAKA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar