Sabtu, 21 Desember 2013

HORMON



HORMON

Pendahuluan
            Manusia menggunakan waktu dan usahanya untuk melakukan kegiatan, baik yang disadari maupun yang tidak disadari, pada hakikatnya adalah untuk mempertahankan hidupnya. Makan, minum, istrahat, tidur adalah tindakan yang secara sadar dilakukan untuk memenuhi kebutuhan tubuh, sedangkan organ-organ tubuh misalnya jantung, ginjal, paru-paru usus, bekerja untuk memenuhi kebutuhan tubuh melalui suatu mekanisme yang tidak kita sadari atau tidak kita kendalikan.
            Tubuh manusia merupakan suatu sistem yang bekerja dan menimbulkan usaha, mirip apabila kita bandingkan dengan suatu mesin. Organ-organ tubuh merupakan komponen-komponen yang saling  mempengaruhi, bekerja sama secara terpadu. Apabila ada salah satu komponen yang tidak bekerja dengan baik, maka keseluruhan sistem merasakan dampaknya. Di samping itu tubuh manusia tidak terlepas dari pengaruh lingkungan luar. Cuaca panas atau dingin, adanya bahaya yang mengancam, adanya rangsangan untuk memproduksi pada hewan, merupakan tanda-tanda yang diterima melalui sistem syaraf, misalnya mata, telinga, raba dan lain-lainnya. Tubuh juga harus mampu memberikan reaksi atau tanda-tanda dari dalam tubuh sendiri, misalnya rasa lapar, haus, lelah dan sebagainya.
            Untuk dapat melakukan kegiatan dan dapat memberikan reaksi terhadap perubahan-perubahan eksternal maupun internal, diperlukan adanya koordinasi yang tepat diantara kegiatan organ-organ tubuh. Dalam hal ini sistem endokrin merupakan suatu sistem yang dapat menjaga berlangsungnya integrasi kegiatan organ tubuh. Hormon yang dihasilkan oleh sistem endokrin ini memegang peranan yang sangat penting.
            Sistem endokrin yang terdiri atas kelenjar-kelenjar endokrin dan bekerja sama dengan sistem syaraf, mempunyai peranan penting dalam mengendalikan kegiatan organ-organ utbuh kita. Untuk itu kelenjar endokrin mengeluarkan suatu zat yang disebut hormon. Kelenjar endokrin tidak mempunyai saluran, jadi hormon yang dihasilkan diangkut melalui sistem peredaran darah ke sel-sel yang dituju guna melangsungkan proses yang diperlukan oleh tubuh.
            Kata “hormon” mempunyai arti senyawa yang merangsang, istilah hormon diperkenalkan untuk pertama kali pada tahun 1904 oleh william bayliss dan ernest starling untuk menerangkan kerja sekretin, suatu molekul yang dihasilkan oleh duodenum yang merangsang keluarnya cairan pankreas. Konsep tentang hormon kemudian berkembang, bahwa (1) hormon adalah molekul yang dihasilkan oleh jaringan tertentu (kelenjar); (2) hormon dikeluarkan langsung ke dalam darah yang membawanya ke tempat tujuan dan (3) hormon secara khas mengubah kegiatan suatu jaringan tertentu yang menerinya.
            Hormon terdiri atas berbagai macam senyawa yang dapat digolongkan dalam tiga kelompok, yaitu:
a.       Steroid, yaitu androgen, estrogen dan adrenokortikoi.
b.      Derivat asam amino, yaitu epinefrin dan tiroksin.
c.       Peptida-protein, yaitu insulin, glukagon, parathormon, oksitosin, vasopresin, hormon yang dikeluarkan oleh mokusa usus dan lain-lainnya.

Tujuan
            Setelah mempelajari bab ini anda diharapkan dapat:
1.      Memahami pengertian sistem endokrin pada umunya dan hormon yang dihasilkannya.
2.      Memnjelaskan tentang mekanisme kerja hormon pada umumnya.
3.      Menerangkan fungsi beberapa jenis hormon.
4.      Menjelaskan tentang sistem pengendalian hormon.
Mekanisme kerja
            Earl suterland memulai penelitiannya tentang mekanisme kerja enzim pada tahun 1950. Mula-mula ia bertujuan untuk mengetahui bagaimana epinefrin dan glukagon bekerja pada reaksi pemecahan glikogen dan pembentukan glukosa oleh hati. Yang diamati pertama kali ialah bahwa reaksi pemecahan glikogen menjadi glukosa dipercepat oleh hormon-hormon tersebut. Pada penelitian lebih lanjut sutherland menemukan bahwa adanya epinefrin dan glukagon pada reaksi pemecahan glikogen telah menimbulkan terbentuknya suatu zat yang tahan panas sebagai zat anatara. Dari analisis kimia ternyata zat tersebut ialah AMP siklik atau adenosin 3’, 5’ monofosfot.
Selanjutnya diketahui bahwa AMP siklik ini terbentuk dari ATP oleh enzim adenil siklase. AMP siklik dapat dihidrolisis oleh enzim fosfodiesterase menjadi AMP.
Reaksi ini bersifat sangat eksergonik dan bila tidak ada fosfodiesterase, AMP siklik merupakan senyawa yang sangat stabil.
            Hasil penelitian sutherland lebih lanjut dapat menjelaskan konsep tentang mekanisme kerja hormon. Hal-hal penting pada konsep tersebut ialah :
1.      Sel mengandung reseptor bagi hormon dalam membran plasma.
2.      Penggambungan hormon dengan reseptornya dalam membran plasma dapat merangsang siklase adenil yang juga terdapat dalam membran plasma.
3.      Peningkatan aktivitas siklase adenil menyebabkan meningkatnya jumlah AMP siklik dalam sel.
4.      AMP siklik bekerja dalam sel untuk mengubah kecepatan satu atau beberapa proses.



Dari konsep tersebut dapat digambarkan mekanisme kerja hormon serta peranan AMP siklik sebagai berikut:
Adanya rangsangan dari luar maupun dari dalam menyebabkan kelenjar endokrin memproduksi dan mengeluarkan hormon kedalam plasma darah. Setelah sampai pada sel yang menjadi tujuan, hormon bergabung dengan reseptor dan meningkatkan aktivitas adenil siklase yang terdapat pada membran.
Aktivitas adenil siklase yang meningkat ini menyebabkan peningkatan pembentukan AMP siklik yang terdapat dalam plasma sel yang dapat mengubah proses didalam sel tersebut, misalnya aktivitas enzim, permeabilitas membran dan sebagainya. Keseluruhan proses yang berubah ini dapat terwujud dalam tindakan sebagai jawaban fisiologik  atau usaha yang dilakukan oleh manusia. Proses yang bersifat hormonal ini terdiri atas dua tahap, yaitu tahap pertama pembentukan hormon sampai tiba pada dinding sel atau plasma, sedangkan tahap kedua ialah peningkatan jumlah AMP siklik hingga terjadinya pertumbuhan atas proses dalam sel.
Beberapa jenis hormon
Hormon pada saluran pencernaan, antara lain Gastrin, Sekretin, Koleosistokinin dan Pankreoziminung. Rangsangan
            Gastrin diproduksi oleh mukosa pilorik dan terbentuknya hormon ini dirangsang oleh adanya protein dari makanan atau mungkin juga oleh asam lambung juga dapat meningkatkan produksi gastrin. Hormon dibawa oleh darah ke sel-sel tujuan dan mengakibatkan sel-sel tersebut mengeluarkan asam HCL lebih banyak. Molekul gastrin adalah suatu heptapeptida.
            Sekretin diproduksi oleh mukosa usus, dan diangkut oleh darah ke pankreas. Hormon ini merangsang pankreas untuk mengeluarkan cairan pankreas yang mengandung bikarbonat dalam bentuk kristal. Kemungkinan sekretin juga merangsang aliran cairan usus dan merupakan salah satu faktor yang meningkatkan sekresi empedu oleh hati.
            Pada tahun 1943 ditemukan bahwa ada hormon yang terdapat dalam ekstrak mukosa usus halus dan disebut kolesistokinin. Berbeda dengan sekretin, hormon ini merangsang sekresi cairan pankreas yang mengandung banyak enzim. Hormon lain yang juga terdapat dalam mukosa usus halus bagian atas ialah pankreozimin. Pankreozimin tahan terhadap panas, tidak dapat dirusak oleh asam, tetapi tidak stabil terhadap alkali. Senyawa ini dapat dipisahkan dari sekretin dalam larutan alkoholdengan jalan pengendapan pankreozimin oleh penambahan NaCl hingga jenuh. Pankreozimin adalah suatu protein dan dapat diperoleh dalam  keadaan murni. Molekul pankreozimin terdiri atas 33 buah asam amino. Pengeluaran hormon ini disebabkan oleh beberapa macam zat, antara lain kasein, dekstrin maltosa, laktosa, dan lain-lain. Apabila sekretin merangsang keluarnya cairan pankreas yang mengandung bikarbonat banyak dan hormon kolesistokinin merangsang keluarnya cairan pankreas dengan kadar enzim tinggi, maka pankreozimin merangsang cairan pankreas dengan kadar bikarbonat maupun enzim tinggi.
Insulin
            Setelah mengadakan penelitian yang mendalam, banting dan best pada tahun 1922 memperoleh insulin, suatu hormon yang diproduksi dalam sel pankreas, yaitu pada sel-sel langerhans atau “pulau-pulau langerhans”. Sebagian besar sel-sel pankreas berfungsi untuk memproduksi cairan pankreas. Disamping itu ada sekelompok kecil sel-sel yang letaknya tidak teratur yang ditemukan oleh langerhans pada tahun 1867. Sel-sel tersebut selanjutnya disebut sel-sel atau pulau-pulau langerhans. Fungsi insulin adalah merangsang sintesis enzim-enzim kinase dalam hati, misalnya kinase piruvat, glukokinase dan fosfofruktokinase. Disamping itu insulin juga berfungsi sebagai penghambat atau penekan terbentuknya enzim-enzim glukoneogenik, misalnya glukosa-6-fosfatase, fruktosa-1,6-difosfatase, dan karboksilase piruvat. Dengan demikian insulin dapat mengendalikan proses metabolisme karbohidrat dan karenanya kadar glukosa dalam darah orang normal relatif konstan.
            Insulin adalah suatu protein dengan bobot molekul sebesar 5734 dan mempunyai titik isolistrik pada pH 5,3 sampai 5.36. hormon ini dengan alkali dapat bereaksi dan menimbulkan amonia, dan karenanya menjadi tidak aktif lagi. Enzim proteolitik yang dapat memecah protein juga dapat merusak insulin.
            Kekurangan hormon insulin dalam tubuh mengakibatkan penurunan aktivitas enzim dalam proses glikolisis dan dengan demikian kadar glukosa menjadi lebih tinggi daripada keadaan normal.
            Di samping peranannya dalam penggunaan glukosa bagi tubuh, insulin juga mempunyai pengaruh pada metabolisme protein dan asam nukleat. Sebagai contoh insulin mempermudah masuknya asam amino kedalam sel, meningkatkan sintesis protein dalam ribosom, dan mempengaruhi pembentukan mRNA.
            Insulin dapat dirusak oleh enzim insulinase dalam hati. Hal ini terlihat pada t1/2  untuk insulin yaitu 6,5 sampai 9 menit.
Glukagon
            Hormon ini juga diproduksi oleh sel-sel langerhans dalam pankreas. Glukagon mempunyai efek yang berlawanan dengan insulin, yaitu dapat meningkatkan kadar glukosa dalam darah dengan jalan meningkatkan proses glikogenolisis dalam hati. Glukagon juga berfungsi mengaktifkan enzim siklase adenil yang mengubah ATP menjadi AMP siklik. Adanya AMP siklik dapat meningkatkan aktivitas enzim fosforilase yang bekerja sebagai katalis dalam proses penguraian glikogen menjadi glukosa-6-fosfat. Hal ini mengakibatkan kenaikan kadar glukosa dalam darah.
            Glukagon adalah suatu protein yang dapat diisolasi dalam bentuk kristal. Pada pH=7 kristal glukagon sukar larut dalam air. Molekul glukagon merupakan rantai polipeptida lurus, terdiri atas 29 asam amino dan mempunyai bobot molekul 3482.
Hormon-hormon adrenokortikoid
            Hormon-hormon ini diproduksi pada klenjar adrenal. Binatang yang telah diambil kelenjar adrenal hanya dapat bertahan hidup satu sampai dua minggu dan hal ini disebabkan oleh tidak adanya jaringan adrenokortikal. Pada binatang yang tidak memiliki kelenjar adrenal terdapat gejala sebagai beriut:
a.       Gangguan keseimbangn air dan elektrolit.
b.      Kadar urea darah naik, disebabkan antara lain fungsi ginjal menurun.
c.       Kelemahan pada otot yang merupakan akibat gangguan metabolisme karbohidrat serta keseimbangan air dan elektrolit
d.      Penurunan  jumlah glikogen dalam hati.
e.       Kemampuan mengatasi pengaruh luar berkurang.
f.       Ada hambatan pertumbuhan tubuh sebagai akibat terhambatnya anabolisme protein.

Beberapa orang ahli kimia, yaitu rendall, reichstein dan wintersteiner telah berhasil mengisolasi 28 macam steroid dari adrenal korteks. Senyawa-senyawa tersebut dapat di bagi dalam 2 golongan yaitu mineralokortikoid yang terutama bekerja pada metabolisme elektrolit atau mineral dan glukokortikoid yang mempunyai pengaruh terhadap metabolisme karbohidrat.
17-hidroksikortikosteron adalah hormon yang mempunyai peranan sangat penting dalam metabolisme kerbohidrat dan protein, sedangkan deoksikortikosteron dan aldosteron adalah contoh hormon mineralokortikoid. Aldosteron 30 kali lebih aktif dari pada deoksikortikosteron. Penurunan volume darah atau penurunan tekanan darah akan merangsang peningkatan sekresi aldosteron yang selanjutnya akan mengembalikkan volume dan tekanan darah pada keadaan normal. Diatas telah diberikan beberapa rumus struktur hormon adrenokortikal.
Hormon kelenjar tiroid
            Hormon yang dikeluarkan dari kelenjar tiroid mengandung iodium dan lebih dari setengah jumlah keseluruhan iodium tubuh terdapat dalam kelenjar tiroid. Pengeluaran hormon tiroid dipengaruhi oleh persediaan iodium dalam tubuh. Apabila terjadi defisiensi iodium, kecepatan pembentukan hormon mula-mula tetap, tetapi persediaan iodium dalam kelenjar tiroid berkurang. Dalam keadaan demikian kelenjar tiroid berusaha mengambil iodium dari iodida yang terdapat dalam darah. Apabila defisit iodium menjadi makin besar, maka pengeluaran hormon berkurang. Kekurangan iodium dalam tubuh akan mengakibatkan terjadinya penyakit gondok. Beberapa hormon yang diproduksi oleh kelenjar tiroid antara lain ialah tiroksin dan 3, 5, diiodotirosin.
Sistem pengendalian hormon
            Mekanisme kerja sistem endokrin dikendalikan oleh hipotalamus, yaitu suatu organ tubuh yang terletak dibawah otak sebesar biji kacang yang mempunyai sistem syaraf tertentu. Hipotalamus mempengaruhi kelenjar pituitari atau hipofisis yang dapat mengeluarkan hormon tertentu. Pengaruh hipotalamus terhadap sistem endokrin dapat digambarkan sebagai berikut:

            Untuk memberikan gambaran tentang sistem pengendalian hormon, berikut ini diberikan contoh yaitu pengendalian metabolisme karbohidrat dan pengendalian keseimbangan air dalam tubuh.
Pengendalian metabolisme karbohidrat
            Salah satu faktor penting dalam metabolisme ini ialah kadar gula dalam darah yang relatif konstan. Bila orang-orang makan makanan sumber karbohidrat, maka glukosa yang terjadi diserap oleh darah melalui dinding usus. Dengan demikian pada saat dimana kadar glukosa dalam darah bertambah. Agar kadar glukosa dalam darah konstan, maka pankreas mengeluarkan hormon insulin. Hormon ini menyebabkan penguraian glukogen menjadi glukosa diperlambat. Sebaliknya apabila kadar glukosa dalam darah rendah, maka pankreas mengeluarkan hormon glukagon yang bekerjanya kebalikan dari insulin yaitu menaikkan kadar glukosa. Demikian pula kelenjar pituitari atau hipofisis mengeluarkan hormon pertumbuhan yang juga menaikkan kadar glukosa dalam darah.
            Dalam kondisi normal, insulin, glukogen dan hormon pertumbuhan ada dalam keadaan keseimbangan sehingga kadar glukosa dalam darah relatif konstan. Dalam situasi kritis misalnya kedinginan, ada bahya dan ketakutan, maka tiga macam hormon lain memegang peranan yaitu adrenali, kortison dan tiroksin. Bila ada situasi yang gawat misalnya ada bahaya, maka sistem syaraf dapat mengetahuinya dan meneruskan pada kelenjar adrenal yang terletak diatas ginjal. Kelenjar ini mengeluarkan hormon adrenalin dan noradrenalin yang menyebabkan naiknya kadar glukosa darah pada bagian otot tertentu misalnya otot pada tangan dan kaki sehingga siap dipergunakan sewaktu-waktu untuk memberikan energi yaitu untuk melawan bahaya atau untuk melarikan diri dari bahaya. Adrenal korteks mengeluarkan hormon kortison yang juga mempunyai peranan menaikkan kadar glukosa darah bila ada tekanan fisiologis misalnya keadaan inflamasi, yaitu kulit berwarna kemerah-merahan terasa panas dan membengkak.
            Hormon tiroksin bekerja untuk mengatur metabolisme glukosa bila tubuh berada dalam keadaan kedinginan. Dalam keadaan demikian kecepatan metabolisme glukosa diperbesar sehingga dihasilkan banyak kalori guna mengimbangi keadaan dingin itu. Tahap-tahap prosesnya adalah sebagai berikut: keadaan dingin yang mengenai tubuh diterima oleh system syaraf pusat kemudian sistem syaraf pusat itu mengaktifkan hipotalamus. Hipotalamus mempengaruhi kelenjar pituitari sehingga kelenjar ini mengelurkan hormon yang merangsang kelenjar tiroid yaitu hormon TSH (thyroid stimulating hormone). Dengan rangsangan ini kelenjar tiroid mengeluarkan hormon tiroksin yang dapat mempercepat metabolisme glukosa.
Pengendalian keseimbangan air
            Kira-kira 70% tubuh manusia terdiri dari air. Air mempunyai peranan penting karena reaksi-reaksi biokimia berlangsung dalam air dan zat-zat yang tidak berguna pun dikeluarkan dari dalam tubuh antara lain sebagai larutan dalam air, misalnya urine. Oleh karenanya air dalam tubuh harus dijaga agar tidak mengalami perubahan yang dapat merugikan tubuh.
            Apabila kadar air dalam tubuh berkurang maka konsentrasi darah bertambah besar. Syaraf penerima dalam hipotalamus mengetahui keadaan ini dan hipotalamus mempengaruhi pituitari sehingga pituitari mengeluarkan hormon antidiuretik atau ADH (anti diuretic hormone). ADH berperan untuk menghambat keluarnya air dari ginjal. Hipotalamus juga mempengaruhi ginjal melalui sistem syaraf hingga memproduksi renin. Renin ini menyebabkan terbentuknya angiotensin, suatu polipeptida dalam hati. Hormon baru ini memperkuat keinginan untuk minum yang telah ditimbulkan oleh hipotalamus dan juga meningkatkan pengeluaran ADH. Pada waktu yang sama aldosteron dikeluarkan oleh adanya rangsangan dari angiotensi. Aldosteron dapat menghambat pengeluaran ion Na+ dari ginjal dan juga menghambat pembentukan urine.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar